Sabtu, 02 Juni 2018

Sinopsis The Flatterer Episode 1 Part 2



Sinopsis The Flatterer Episode 1 Part 2


Di lorong sekolah, Gun berpapasan sama Bonghee. Sesaat mereka saling natap tapi  emang dasarnya Gun cuek, dia langsung berlalu gitu aja. Lalu datenglah siganteng Daechi >.<
 
 
“Nyonya Bong!” panggil Daechi. Bonghee dan Gun sama-sama nengok ke arah Daechi, lalu Gun langsung pergi.
 
 
 

Daechi bertanya apa yang sedang Bonghee lakukan? Bonghee balik bertanya, “Melakukan apa?”. Bonghee kesal dengar Daechi masih memanggilnya dengan sebutan ‘Nyonya Bong’. Daechi langsung meminta maaf soal nama panggilan itu, “tapi, apa dia siswa pindahan?” tanya Daechi sambil melihat arah berlalunya Gun, Bonghee bingung, “Siswa pindahan?”
 
 
 
 
Gun masuk salah 1 kelas yang ada siswa si kacamata itu sedang duduk. Saat Gun mau duduk, siswa kacamata itu memperkenalkan dirinya pada Gun tapi Gun sama sekali tidak menanggapinya. Gun duduk sambil melihat sekeliling kelas lalu menghela nafas kesal. Tiba-tiba 3 siswa yang dihukum dihalaman sekolah datang dengan gaya premannya mendekati Martis (siswa kacamata) apa martis belajar bahasa inggris? Lalu siswa itu melewati martis dan menghampiri Gun yang sedang menelungkupkan kepalanya diatas meja.
 


Siswa pertama bertanya ke temannya kalau dia baru kali ini melihat Gun, siswa berambut cokelat membangunkan Gun dan memegang wajahnya, “Dilihat dari ekspresinya sepertinya dia siswa pindahan”, Gun langsung menepis tangan siswa berambut cokelat  itu dari wajahnya.
“Siswa pindahan, huh? Kalau kau siswa pindahan, kau harus membayar uang pindahan”, siswa itu meminta Gun untuk mengeluarkan semua uangnya kecuali ongkos bus, Gun dengan betenya langsung menelungkupkan kepalanya lagi.


 
 
 
 


Lagi-lagi Martis mencoba memperkenalkan dirinya lagi ke 3 siswa itu. Dan dengan polosnya siswa yang beramput orange langsung menjabat tangan bonekanya Martis sambil menyapa bonekanya haha!. Siswa pertama mencoba membangunkan Gun kembali “hey anak nakal. Apa yang kau lakukan. Aku katakan padamu untuk membayar biaya perpindahan”. Gun langsung mengangkat kepalanya sambil berkata “aku masih ingin hidup tenang”. Lalu Gun berdiri dan berkata “selama ini aku yang mengambil uang orang lain, bukan aku yang di ambil”.

 
 
 



“apa kalian dengar tadi? Dia ingin hidup tenang!” ledek siswa yang berambut cokelat.
Siswa pertama langsung memegang pundak Gun dan berkata kalau dia akan membiarkan Gun hidup dengan tenang. 
“Lagi pula kau tidak punya pilihan selain hidup dengan tenang”, ucap siswa berambut coklat.
 “aku ini nomor 1” ucap Gun. Siswa berambut orange hanya tertawa mendengar gurauan Gun.

 


“setelah nomor  1. Apa nomor 2? Setelah nomor 2, apa nomor 3?” ucap siswa pertama sambil memukul kepala Gun. Gun yang sudah terlanjur kesal langsung menerimanya untuk melakukan itu. 

 



Kamera langsung menyorot kearah tangga, dimana ada seorang gadis berambut pirang (Exy WJSN) sedang menaiki tangga dengan jalan seperti model. 2 murid laki-laki yang sedang lewat langsung terpesona oleh kecantikan gadis tersebut.

 
Gun dan siswa laki-laki itu *belum tau namanya, sorry* keluar dari kelas dengan ekspresi yang berbeda-beda. Gadis tadi yang melihat Gun langsung saja menghadang jalannya. 

 
“aku tidak pernah melihatmu. Kau anak pindahan? Apa kau punya pacar? Kalau tidak punya. Aku bisa menjadi pacarmu”.

 


“bisakah kau pergi. Aku sedang sibuk sekarang” jawab Gun dengan ketusnya. 
“apa??... pergi?!” saking malunya gadis itu langsung pergi setelah ditolak mentah-mentah sama Gun. Baru beberapa melangkah, gadis itu balik badan sambil bilang bahwa Gun akan menyesalinya.
 
 


“semua gadis. Yang tahu aku tampan itu menyebalkan” Gun mengeluhkan tetang gadis tadi di hadapan murid laki-laki lain yang begitu ingin dekat dengan gadis itu.
“dia berkata semua gadis menyebalkan” ucap murid laki-laki gondrong itu kepada teman disebelahnya.
“ini pertama kalinya aku melihat laki-laki menolak gadis” ucap teman disebelahnya dengan heran.



 
 




Kemudian Gun mengajak yang lain untuk melanjutkan yang tadi, tanpa disangka siswa yang berambut orange ingin memukul Gun tapi Gun langsung menangkap tangannya itu.


“disini?” tanya Gun dengan wajah meremehkan.


Bel berbunyi menghentikan kegiatan mereka. “kau diselamatkan oleh bel”.  Gun dengan kesal melempar tangan siswa berambut orange. Setelah kepergian Gun, 2 dari 3 siswa itu langsung kesal melihat sikap Gun.


 
 
 
 
 


Terlihat seorang wanita sedang mencium harum bunga disekitar halaman sekolah, dia Guru Song. Tanpa disadarinya seorang laki-laki melihatnya. “dia sungguh cantik” ucapnya. Guru Song melihat seseorang dan langsung melambaikan tangannya. Laki-laki yang tadi sedang melihatnya reflex ikut melambaikan tangannya juga. Dan ternyata yg dilambaikan tangan sama Guru Song bukan laki-laki itu melainkan orang lain yang sedang berada dibelakang laki-laki itu LOL langsung saja laki-laki itu mengelus dadanya. 

 


“ahjussi, bisakah aku bantu?” ucap Guru Song menghampiri Guru lain (pamannya Daechi). 

Guru itu langsung menolaknya. Lalu mereka pergi ke arah yang bersamaan.
“dia tau caranya menghormati orang tua” ucap Guru laki-laki tadi.

 
 
 



Guru laki-laki tadi berpapasan dengan Guru yang tadi pagi menghukum siswa yang terlambat di tangga. *kita sebut Guru yang salah mengira itu dengan Guru pertama, dan Guru yang menghukum siswa dengan Guru kedua ya, biar ga bingung*
“kau tidak mungkin lupa kan?” ucap Guru kedua. Guru pertama bingung dan menanyakan apa pembicaraannya. “anak-anak yang datang terlambat hari ini semuanya berasal dari kelasmu” Guru pertama langsung meminta maaf dan berkata akan memberi peringatan pada  mereka yang terlambat.
“tidak, maksudku.. kau benar-benar tidak tau? Apa kau berpikir anak-anak itu akan menurut?” 

Guru kedua langsung berbisik ke Guru pertama “mereka semua sangat tidak berguna” lalu Guru tersebut pergi.

 
 
 
 
 


Hogul dan kedua temannya masuk kelas dengan gaya sombongnya. Siswa yang berambut cokelat membisikkan sesuatu ke telinga Hogul dengan mata menatap ke arah Gun. Hogul langsung menatap Gun dengan pandangan meremehkan, Gun yang sadar langsung menatap balik Hogul dengan wajah dinginnya. Hogul menatapnya tajam sambil memberi isyarat bahwa Gun akan mati ditangannya. Gun tersenyum mengejek lalu memejamkan matanya. Hal itu membuat Hogul kesal.

 
Guru yang menjadi Wali Kelas di kelas Hogul dkk masuk dengan kesal sambil berkata bagi siapa saja yang terlambat hari ini maju ke depan. Guru tersebut menatap ke arah Hogul dkk duduk “aku tahu siapa dia jadi jangan berpikir untuk menghindar. Gyebok, Seungmog, Hogul. Berhentilah saling melihat. Majulah ke depan” Guru tersebut kesal melihat mereka yang namanya dipanggil tidak maju ke depan.

 
 


Mereka bertiga langsung berdiri dari bangku disertakan Guru tersebut membuka mantelnya “kalian hanya mengerti setelah dipukul, benar?”. Disaat mereka siap-siap akan memukul dan dipukul lalu datanglah Taesan dengan wajah sangarnya.


Bersambung ~